PIALA DUNIA DAN SURGA PENJUDI.....! -_-

Sepak bola, termasuk Piala Dunia, tidak hanya mengantarkan rejeki nomplok untuk sejumlah kalangan. Baik itu pemilik hotel yang bisa menggelar nobar –bukan porno bareng—tapi nonton bareng seizin pemegang hak siar, tentu saja. Maupun bagi pemilik stasiun televsi yang akhirnya kebanjiran iklan untuk membiayai tayangan langsung Piala Dunia.

Juga tidak hanya memberikan kenikmatan bagi para penggila bola, baik di stadion maupun di rumah dengan penampilan tim-tim terbaik dunia. Sementara, yang di rumah, duduk santai di depan layar kaca sembari menikmati hidangan secangkir kopi hangat atau teh hangat atau minuman dingin plus penganan ringan a.l kacang kulit, singkong goreng sampai kacang rebus.

Bahkan, bagi yang masih harus menuntaskan pekerjaannya di kantor saat pertandingan masih berlangsung, pun tak merasa ditinggalkan. Yah, sambil bekerja, sekali-kali ‘mencuri’ pandang ke layar kaca untuk melihat pertandingan itu boleh saja, mereka bisa menonton. Tidak nikmat memang, tapi lumayanlah.

Piala Dunia –yang menjadi event dengan jumlah penonton terbanyak sejagad ini, FIFA mengumumkan akumulasi penonton Piala Dunia 2006 di Jerman 26 miliar— memberikan kebugaran bagi para pekerja kasar. Tanpa harus mengeluarkan dana, mereka bisa dengan rileks melupakan tekanan pekerjaan rutin dengan menyaksikan pertandingan, syukur-syukur ada tim dari negaranya, kecuali pekerja di Indonesia yang hanya bisa menikmati pertandingan tapi menjagokan negara lain.

Bahkan, Piala Dunia, juga menjadi lahan empuk bagi para pekerja sex. Di Afrika Selatan, contohnya. South Africa's Central Drug Authority (CDA) mengatakan pekan lalu bahwa diperkirakan akan ada 40.000 wanita pekerja sex datang ke Afrika Selatan saat Piala Dunia pertama di Benua Afrika itu digelar 11 Juni hingga 11 Juli.

Suratkabar Telegraph melaporkan 450.000 orang akan datang ke Afrika Selatan dari seluruh dunia untuk menonton turnamen yang diikuti 32 tim dari 32 negara. Tapi, saat berbicara di Pretoria, pekan lalu, para pimpinan dari kota-kota di Afrika Selatan, dimana partai piala itu digelar, seperti juga yang dilaporkan International Narcotics Control Board, David Bayever, Deputy Chairman of the CDA, mengingatkan soal pekerja seks itu.

Pernyataan itu percaya bahwa banyak dari para pekerja seks itu akan datang dari Eropa Timur, tetapi Bayever juga mengatakan di Afsel sekolah-sekolah diliburkan sepanjang turnamen empat tahunan ini digelar. Dia yakin anak-anak, khususnya dari keluarga yang berasal dari daerah miskin, selain juga soal alkohol dan narkotika, akan menjadi incaran para agen pelacuran dan narkotika. Tapi paling utama para hidung belang.

Namun, yang tak kalah marak adalah soal judi. Taruhan pada turnamen Piala Dunia adalah bisnis besar di Asia, tapi di sebagian negara benua itu, taruhan dianggap melanggar hukum dan polisi disiagakan untuk mencegah hal ini.

Uang puluhan juta dolar diperkirakan akan berputar selama sebulan penyelenggaraan Piala Dunia di Afrika Selatan pada segala sesuatu yang menyangkut turnamen itu mulai dari tim mana yang akan menang hingga siapa yang akan mencetak gol.

Uang sebanyak itu akan berpindah tangan di pasar atau di sarang perjudian tersembunyi atau bahkan secara online yang dijalankan oleh sindikat kejahatan terorganisir. Di lingkungan muslim Malaysia, di mana sepak bola Eropa sangat populer, taruhan diperbolehkan khusus untuk bulan ini walau banyak kaum muslim konservatif yang menentangnya.

Pasar taruhan ilegal di Malaysia diperkirakan bernilai sekitar 20 milyar ringgit per tahun (US$6,2 miliar per tahun). Sementara itu, polisi Malaysia telah membentuk satu satuan khusus untuk memonitor judi online.

Di Korea Selatan, pemerintah memutuskan hanya perusahaan olahraga Toto yang memegang izin untuk menyelenggarakan taruhan untuk semua turnamen-turnaman olahraga, termasuk Piala Dunia, dengan syarat perusahaan menyerahkan 25% pendapatan ke pemerintah. Walau sudah ada institusi yang ditunjuk secara resmi, perjudian ilegal tetap ada di Korsel, terutama judi online.

Beberapa ajang taruhan terbesar di Asia berada di China dimana taruhan yang dilakukan di tempat-tempat tersembunyi, marak. Menurut Titan Sports Weekly, China menghabiskan sampai 500 milyar yuan (US$73 miliar) untuk judi online selama Piala Dunia 2006. Jumlah tersebut sebanding dengan 2% dari PDB China.

Tapi selama enam bulan terakhir, polisi telah mengadakan razia besar-besaran setelah kasus korupsi yang melibatkan ketua asosiasi sepak Bola Cina Nan Yong terkuak.

Taruhan juga dianggap ilegal di India, kecuali untuk ajang balap kuda. Tapi tetap saja bisnis senilai US$1miliar per tahun ini berkembang. Tim sepakbola India mungkin tidak berlaga di Piala Dunia 2010, tapi pasar taruhan pastinya akan sangat sibuk.

Sejak 2003, pejudi Hong Kong sudah bisa bertaruh untuk turnamen sepak bola melalui Hong Kong Jockey Club. Namun demikian, bandar-bandar ilegal tetap beroperasi dan menawarkan hadiah yang lebih besar atau masa kredit yang lebih lama kepada penjudi. September, polisi Hong Kong menangkap enam orang atas tuduhan melakukan judi ilegal dan pencucian uang senilai lebih dari 53 juta dolar Hong Kong.

Negara lain di mana taruhan legal adalah Australia, dimana tim nasional diperkirakan memenangkan turnamen dengan jumlah taruhan 81-1. Nah, kalau Indonesia lolos ke putaran final Piala Dunia 2010, berapa yaH kira-kira jumlah taruhannya? HEHEHE.....

0 komentar:

Posting Komentar

 
©2009 Darwin's BloG | by TNB